BOLOS SEKOLAH,,, MASIH JAMAN GAK YACHHH????
Sahabat kreatif,,,,
Pernah gak sichh kamu melihat teman-teman kamu kabur atau bolos
saat sekolah sedang berlangsung???? Atau mungkin kamu-kamupun pernah masuk
dalam kategori pelajar yang suka atau doyan bolos saat jam pelajaran sedang
berlangsung???
Emang masih jaman yachh sahabat kreatif,,, kita melakukan
hal-tersebut??? Ataukah memang itu memang menjadi salah satu hal yang menarik
untuk dilakukan di masa remaja seperti saat sekarang ini???
Gimana sichhh tanggapan kamu, terkait bolos sekolah itu????
Sahabat kreatif,,,,
Fenomena Membolos Di Kalangan Siswa SMA
Peilaku membolos di kalangan pelajar
kiranya bukan hal yang baru bagi setiap siswa di sekolah. Tidak hanya terjadi
pada siswa putera, siswa puteri pun juga kerap melakukan kegiatan ini. Ada yang
melakukannya secara pribadi, tetapi cukup banyak juga yang melakukannya secara
berkelompok Seolah-olah keadaan ini menjadi sebuah fenomena yang
turun-temurun yang menyerupai lingkaran setan, yang tidak diketahui kapan
akan berakhirnya.
Fenomena membolos yang dilakukan para
siswa di sekolah dapat dipahami sebagai tindakan perilaku salahsuai, di mana
siswa menyelesaikan masalahnya melalui jalan pintas yang menurut mereka sebagai
solusi terbaik atas masalah yang mereka alami. Bagi pihak sekolah, tentu tindakan
ini telah melanggar peraturan atau tata tertib yang berlaku. Lalu apa yang
harus dilakukan?
Berdasarkan pengalaman, ada banyak hal
yang mendorong beberapa siswa untuk melakukan kegiatan ini (bolos sekolah). Di
antaranya ada siswa yang bolos karena tidak mau mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak disukainya, atau karena tidak suka pada salah satu guru,
atau membolos karena diajak/mengikuti teman. Alasan mereka dapat saja
dipahami dan diterima, namun yang tidak dapat diterima adalah cara mereka atau
perilaku mereka yang salah dalam menyelesaikan suatu masalah. Oleh sebab itu,
guru kiranya juga tidak semena-mena dalam menangani kasus seperti ini. Yang
biasa terjadi adalah siswa dimarahi, dihukum atau bahkan dipukul.
Penyelesaian dengan cara seperti ini
kadangkala sulit diterima siswa, sehingga menimbulkan rasa benci dan dendam
dalam diri siswa terhadap guru yang bersangkutan. Selain itu, cara yang
demikian tentunya tidak bisa menyelesaikan masalah, justeru
dapat menimbulkan masalah baru antara siswa dengan guru yang bersangkutan.
Perlu dipahami bahwa tujuan pendidikan
nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, pasal
3, Tentang Sistem Pendidikan adalah “…berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab” (Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, 2003 : 8). Dengan memahami tujuan Pendidikan Nasional ini,
jelaslah bahwa guru memiliki peran yang sangat besar dan menjadi tugas dan
tanggungjawabnya untuk mendidik tiap-tiap siswa, sehinga mereka dapat
menjadi sebagaimana yang telah disebutkan dalam tujuan Pendidikan Nasional
tersebut. Kiranya tujuan Pendidikan Nasional ini bukan hanya dipandang sebagai
kerangka/acuan besar dalam mendidik anak, tetapi memang harus dijiwai oleh
setiap guru dalam mendidik anak, sehingga anak didik dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing.
Memang diakui bahwa belum semua tenaga
pendidik bisa dan menjiwai tujuan pendidikan ini sebagai acuannya dalam
mendidik tiap-tiap siswa. Namun itu semua dapat diatasi dengan kerjasama yang
baik antara tenaga pendidik yang satu dengan tenaga pendidik yang lainnya. Hal
ini memungkinkan terjadinya sinergis antar tenaga pendidik dalam menangani
siswa bermasalah, sehingga masalah yang dihadapi tiap-tiap siswa dapat
diselesaikan dengan baik demi tumbuh kembangnya mereka secara optimal.
Dalam hal ini, peranan Konselor
Sekolah/Guru BK sangatlah besar. Sebagai tenaga profesional, konselor
sekolah berperan untuk mengetahui hal-hal yang mendorong siswa melakukan
perbuatan atau tindakan bolos ini melalui wawancara konseling yang dilakukannya
bersama siswa. Dengan mengetahui motifnya, melalui wawancara konseling tersebut
diharapkan konselor dapat membantu siswa mengambil keputusan yang tepat bagi
dirinya sendiri yang dapat mengubah sifat/kebiasaan/perilaku salah suainya
(membolos) yang selama ini dilakukannya, demi tumbuh-kembangnya anak didik itu
secara optimal. Berhasil atau tidaknya ini dengan baik, tentunya juga
dipengaruhi oleh kerjasama yang baik yang ditunjukkan oleh siswa yang
bersangkutan dan kemauannya yang kuat untuk berubah. Dengan demikian, niscaya
tiap-tiap siswa akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
bertanggungjawab terhadap diri, masyarakat dan negaranya. Semoga…!!!
No comments:
Post a Comment